Minggu, 12 Maret 2017

Malaikatku

Airmata membanjiri senja. Cerita kebersamaan kita, lalu lalang di otak ku.
Ibu... aku masih ingin bersamamu lebih lama. Canda dan tawamu, mana mungkin aku bisa lupa.
Siang itu, 37 jam sebelum akhirnya kau menghembuskan nafas terakhir. Kita bercengkrama layaknya seseorang yg terpisah ribuan tahun, dan baru dipertemukan kembali.
Siang itu, aku menepis  semua analisa dokter. Melihat tawa dan semangatmu, aku sangat yakin kau akan sembuh.

Siang berlalu, tanggal berganti. Malam penuh keharuan pun tiba. Terakhir yg ku ingat ketika aku memasuki rumah. Aku menghampirimu dan kau sudah tidak bernafas. Lantunan ayat suci al-qur'an saling bersahutan diantara orang orang yg duduk mengelilingimu. Dalam batin "ini mimpi".  Aku diam sejenak kemudian jatuh dan tak ingat apa apa lagi. :'(
Kangen bu :)

Sabtu, 11 Maret 2017

Cinta kepada ibu

Sudah hampir 2 tahun ibu pergi meninggalkan aku.
Ibu... Maaf untuk semua salah dan khilaf, aku belum sempat mewujudkan mimpimu.
Bu... hari demi hari dan bulan demi bulan telah ku lalui tanpamu.
Rasanya menyakitkan, saat melihat mereka yg bisa menjumpai ibunya kapan saja, memeluk, mencium, bercerita, bermanja.
Ini adalah tahun ke-2 tanpa kue lebaran terenak buatan ibu, ini adalah lebaran ke-2 tanpa masakan terenak didunia.
Ibu... aku rindu, rindu sapa hangat yg senantiasa ku dapat saat aku tiba dirumah, aku rindu pertanyaan2 ibu yg selalu khawatir akan kondisiku.
Aku rindu saat ibu memarahi aku, krn aku susah untuk bangun sahur.
Aku rindu.... ibu :'(
Tepat malam ini, saat aku berlari cukup jauh untuk minta donor darah buat ibu. Tepat malam ini saat mataku tak bisa terpejam, krn badan ibu panas menggigil dan gemetar, aku ingin menjerit manakala dokter yg memeriksa kesehatan ibu tak kunjung tiba. Kuat bu, kuaatt... demi aku, demi mimpi kita...
Tapi, Allah berkehendak lain.
Semoga ibu tenang di alam sana... aku sayang ibu,  you are my best :* :'( :)

Kasih ibu sepanjang masa

Ramadhan 2014
Sore menjelang malam.
Ketika aku melangkahkan kaki membuka pintu rumah. Hati bergetar, ingin segera memelukmu.
Saat pintu terbuka, ibu menyambutku dengan airmata. Tidak banyak kata yg terucap,  tetesan airmata ibu yg menjelaskan semuanya dgn rasa sakit yg enggan pergi, penyakit yg merampas kesehatan ibu, menggerogoti tiap sendi secara paksa.
Yaa Rabbi... hatiku tidak cukup kuat untuk menyaksikan ini, aku tidak punya banyak akal untuk membuat ibuku tertawa saat itu. Tangisku pecah, saat ku basuh kedua kaki ibuku yg sudah mulai membengkak, ibu yg dulu begitu lincah, kini menggerakan kaki saja tak bisa. Yaa Rabbi... kaki ibu ku bengkak :'( :'(
Entahlah berapa banyak air yg ku tumpahkan dalam wajan. Ku basuh dan ku cium kaki ibu, ku sapu airmataku dengan air cucian kaki ibu.
Ibu... meski aku meminum air bekas cucian kakimu, ini tidak berarti apa apa, tidak bisa mengembalikan kesehatan ibu dan membalas jasa ibu. :'( kalau saja ibu sedang memikul batu, aku bisa bantu untuk membawanya...
Bu, kaki inilah yg menjadi saksi hebatnya perjuanganmu.
Kaki inilah yg telah berjuang untukku, tanpa kenal letih, tanpa kenal sakit, dan tanpa kenal waktu. Ibu bekerja dari sebelum aku bangun tidur sampai aku terlelap kembali.
Aroma surga tercium dr tiap tetes keringatmu.
Bersamamu hari hari selalu terlewati penuh cinta, meski saat duri menusuk kehidupan kita. Ibu... terbuat dari apakah hatimu ???
Begitu kuat, sabar, dan tegar.
Bisakah aku sehebat ibu ??? :'(

Kangeeeeennnn bu... kangen. :'(
Banyak hal yg ingin aku ceritakan.

Cintailah ibu seperti ibu mencintai kita

terasa begitu dekat, terasa begitu nyata. namun saat terjaga, aku sadari ini mimpi.
ingin kembali terlelap, bahkan untuk waktu yg cukup lama, agar aku bisa berjumpa dgn dirimu, malaikatku.
konyol memang, 2 tahun berlalu dan aku masih berharap aku dapat memeluk Ibu dalam kehidupan nyata.
waktu begitu cepat memisahkan kita. 
Ibu... tangisku tak bisa terbendung tiap kali mengenang cinta dan kasihmu. 
Ibu akan marah jika aku telat makan, dan Ibu menjadi orang yg sangat terpukul saat aku jatuh sakit. Entah berapa banyak tabungan yg terkuras habis, entah seberapa berat perjuangan Ibu membesarkan aku. ribuan kesalahan yg kulakukan tapi ibu selalu bisa memberiku maaf.
teringat malam itu, saat ibu terbaring lemah di rumah sakit, dalam keadaan tanpa daya, ibu ingat bahwa besok aku akan menghadapi UAS. 
sungguh bu, tidak ada yg lebih berarti dari apapun kecuali menemani ibu berjuang untuk sembuh. 
ketika aku memasuki dunia kerja, tidak peduli jika aku harus dipecat oleh perusahaan, saat ibu membutuhkan aku, saat ibu harus kembali dirawat, aku akan disamping ibu. karena aku percaya, kasih sayang dan cinta bisa membantu ibu untuk sembuh, dan ridhonya Allah adalah ridhonya Ibu.
ku lihat airmata ibu membasahi pipi, saat aku membersihkan bagian tubuh ibu setelah buang air besar. kenapa harus sedih bu ?, bukankah dulu ibu juga melakukan hal yg sama kepadaku saat aku masih kecil. 
canda kita saat menunggu azan mghrib tiba, mengenang masa kecilku yg penuh kepolosan dan kenakalan, alhamdulillah ibu bisa tertawa.
satu yg sangat menyayat ingatanku, ketika tangis kita pecah bersamaan, saat aku membasuh dan mencium kedua kaki ibu. 
aku iri kepada mereka yg bisa memeluk dan mencium ibunya kapan saja. :(
dalam doaku, aku yakin Allah memeluk ibu, mewakili kerinduanku.
 i love u Ibuku sayang :*

Perjuangan seorang ibu

selamat hari ibu, ini ceritaku dihari ibu. :)
waktu tak kan membunuh ingatan ku tentangmu.
waktu tak kan menghancurkan rasa cintaku untukmu.
kepada anak dan cucuku kelak, akan aku ceritakan. aku terlahir dari rahim seorang perempuan yg sangat luar biasa hebat.
ketika aku bangun pagi, ibu sudah menyiapkan sarapan & tas sekolahku.
23 maret 2007 saat masih disekolah dasar, untuk pertama kalinya aku mengikuti lomba pidato. ibulah yg menyiapkan semua perlengkapanku, menjadi sangat repot melebihi aku.
ketika aku jatuh sakit, pekerjaan rumah menjadi nomor yg kesekian,seluruh waktu ibu tersita untuk merawatku.
di thn 2013, ketika aku memenangkan sebuah perlombaan di bidang agama. senyum ibu menyambut kedatanganku, memelukku dgn rasa bangga.
waktu, tenaga, pikiran, dan tabungan semuanya dipertaruhkan untuk memperjuangkan pendidikanku. semangat ibu yg tak pernah padam menjadi cambuk bagiku untuk membalasnya dengan prestasi di sekolah.
ketika aku di hadapkan pada pilihan yg sangat dilematis, menerima beasiswa perguruan tinggi atau merawat ibu yg sedang sakit.
melihat ibu dalam rasa sakit, cita citaku menjadi nomor yg kesekian.
aku ingin selalu bersama ibu, merawat dan menjaga ibu, memperjuangkan kesembuhan ibu.
menyuapi ibu makan, membersihkan kemaluan ibu saat buang air, menggantikan pakaian ibu, memotong kuku ibu yg mulai panjang. seperti ibu memperlakukan aku, ketika aku sakit.
ku basuh kedua kaki ibu dan ku ciumi, sebagai permintaan maaf karena aku seringkali melukai perasaan ibu karena egoku.
aku tidak ingin main, tidak ingin handphone, tidak ingin uang, tidak ingin apapun, kecuali kesembuhan ibu. penuh cinta bersama ibu di sisa akhir waktu yg ibu miliki, rumah sakit, dan pengobatan herbal menjadi saksi perjuangan kita.
07 agustus 2014, ketika ijroil menjemput ibu, seisi rumah melantunkan surat yaasiin. aku masih diam, ku pikir ini mimpi. ku peluk ibu dengan erat, mata ibu tak juga terbuka. seseorang menarikku dgn kencang & berteriak "FITRRRIIIIIII SAADDAARRRR FIT, IBU UDAH NGGAK ADA".
aku merasa hilang
aku merasa hidupku berakhir.
entah apa yg terjadi, ketika aku membuka mata orang orang disekelilingku menangis, mereka bilang tadi aku tak sadarkan diri.

hari ini 22 desember 2016, peringatan hari ibu. maafkan aku, belum bisa mewujudkan mimpi kita, hingga ibu kembali ke pelukanNya.
doaku selalu bersama ibu.
i love u ibuku sayang :*